Alkisah ada seorang anak miskin yang sedang lapar dan haus. Karena tak kuat lagi menahan rasa lapar, dia memberanikan diri mengetuk pintu sebuah rumah.
Tiba-tiba, seorang gadis yang sebaya dengannya membuka pintu. Melihat yang membuka pintu adalah perempuan sebaya dengannya, nyali anak tersebut ciut.
Anak tersebut tidak jadi meminta makan dan minum. Dia hanya meminta segelas air.
Si anak perempuan kemudian menuju ke arah dapur. Dia mengambilkan segelas susu untuk anak laki-laki tersebut. Karena malu sudah meminta sesuatu kepada orang asing, sang anak laki-laki mengatakan,
“Dengan apa aku harus membayar pemberianmu?” ujar anak laki-laki itu.
“Orang tuaku mengajarkan kepadaku agar memberi orang yang sedang membutuhkan. Kamu tidak perlu memikirkan dengan apa harus membayarnya,” tuturnya.
15 tahun berlalu, kedua anak tersebut tumbuh besar dalam dunianya masing-masing. Suatu ketika, si anak perempuan yang telah dewasa tersebut menderita sebuah penyakit. Sayangnya, untuk menyembuhkan penyakit tersebut, perlu operasi dengan biaya yang besar.
Karena ingin penyakitnya segera sembuh, si perempuan tersebut nekad untuk melakukan operasi. Soal biaya, dia akan memikirkannya setelah selesai operasi. Operasi berjalan dengan lancar. Perempuan itu bersyukur.
Namun ada satu hal yang masih mengganjal dalam pikirannya. Dari mana dia harus membayar biaya pengobatan yang tidak sedikit?
Saat sedang mengurus administrasi, benar saja. Biaya yang harus dibayarkan sangat besar. Perempuan tersebut terhenyak, dia tidak sanggup membayarnya. Namun dia terkejut, ternyata di struk pembayaran tersebut ada sebuah tulisan, “telah dibayar oleh segelas susu, tertanda dr. Howard Kelly”.
Ternyata, dokter yang mengoperasi si perempuan adalah anak laki-laki miskin yang dia tolong dahulu. Sang anak laki-laki masih ingat jasa si perempuan. Dia pun membalasnya dengan memberikan operasi gratis kepada si perempuan.
Kisah di atas adalah ilustrasi dari firman Allah SWT QS. Ath Thalaaq: 2-3. Allah berjanji bahwa barang siapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memberinya jalan keluar dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
Apa yang dilakukan oleh anak perempuan di atas merupakan ekspresi dari ketakwaan. Dimana dia memberi anak laki-laki dan tak mengharapkan pamrih. Keikhlasannya dalam memberi tetap dicatat oleh Allah SWT.
Allah tidak membalas kebaikannya dengan segera, namun di waktu yang tepat. Yakni saat dia sakit dan tidak punya biaya. Allah membalasnya melalui perantara si anak laki-laki yang juga tidak melupakan pemberiannya.