Sedekah dan haji keduanya merupakan ibadah yang mendatangkan pahala. Sedekah dijanjikan Allah SWT akan membuat pahala pelakunya dilipatgandakan sampai 700 kali lipat. Haji mabrur pun dijanjikan oleh Allah balasan berupa surga. Keduanya adalah hal yang baik untuk dilakukan.
Namun bagaimana jika kasusnya seseorang melakukan haji berulang kali? Dimana haji hanya diwajibkan sekali? Haji sendiri merupakan ibadah yang memerlukan dana yang tidak sedikit. Seandainya uang yang dipakai untuk haji kedua atau ketiga kali tersebut disedekahkan, pasti akan banyak yang menerima manfaatnya.
Maka jika harus dijawab mana yang lebih utama antara sedekah atau haji berkali-kali, jelas jawabannya adalah sedekah. Ada kisah menarik yang pernah dituliskan oleh Buya Yunahar Ilyas Allahu Yarham. Ketua PP. Muhammadiyah yang telah mendahului kita tersebut pernah bertemu dengan sepasang suami istri yang sering berhaji dan umroh.
Pasangan tersebut kaya raya, namun tidak dikaruniai anak. Oleh karena itu mereka menghibur diri mereka dengan sering pergi ke tanah suci. Mendengar cerita tersebut, Buya Yunahar mengatakan dengan nada simpatik.
“Bapak, Ibu, haji dan umroh berkali-kali itu baik. Namun pahalanya hanya akan didapat selama bapak dan ibu masih hidup. Namun maukah saya beritahu amalan yang pahalanya bisa terus mengalir walaupun bapak dan ibu sudah meninggal?” ujar Buya Yunahar.
“Wah, apakah itu Pak Ustadz?” tanya pasangan tadi.
“Sedekah. Jika bapak dan ibu bersedekah, maka pahala sedekah bapak dan ibu akan menjadi amal jariyah yang terus mengalir walaupun sudah meninggal,” tutur Buya.
Mendengar hal tersebut, sepulang dari tanah suci, pasangan tersebut mendirikan Yayasan untuk memberikan pendidikan gratis dan menyantuni fakir miskin. Pasangan tersebut tidak lagi pulang pergi ke tanah suci, melainkan fokus mengurus yayasannya. Buya Yunahar berhasil mengajak orang yang sering berhaji untuk bersedekah tanpa menyakiti hati.
Ada kisah lain yang cukup menarik juga untuk diceritakan. Seorang sufi bernama Abdullah bin Mubarak pergi untuk berhaji. Dia mengikuti rombongan dari Kota Baghdad. Di tengah perjalanan, Abdullah dicegat oleh seorang perempuan miskin yang meminta sedekah. Karena tak tega, Abdullah menyedekahkan bekalnya untuk pergi haji. Dia tidak jadi berhaji.
Ketika ibadah haji selesai, Abdullah menyambut kawan-kawannya yang pulang Haji. Dia memberikan selamat kepada teman-temannya. Anehnya, para sahabat yang pulang haji pun mengucapkan selamat kepada Abdullah. Seolah-olah Abdullah juga pulang dari berhaji. Hal ini membuat Abdullah bin Mubarak bingung.
Hingga di suatu malam, beliau bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Dalam mimpi tersebut, Rasulullah Saw berkata, “Wahai fulan, engkau tidak usah merasa heran atas ucapan selamat orang-orang atas ibadah hajimu, padahal engkau tahun ini tidak berangkat haji. Engkau telah menolong seorang yang sedang mengalami kesusahan dan memberikan bantuan kepada orang lemah. Untuk itu, Aku memohon kepada Allah, lalu Allah menciptakan seorang malaikat dalam wujud sepertimu dan malaikat itu setiap tahun menunaikan ibadah haji atas namamu. Untuk itu, jika engkau memang masih mau pergi haji, silahkan pergi tapi jika tidak maka tidak apa-apa.”
Dari uraian di atas, hendaknya kita bisa memilah mana ibadah yang prioritas mana yang tidak. Jika kita sudah berhaji sekali, maka hendaknya kita berikan kesempatan kepada yang lain untuk berhaji. Uangnya bisa kita sedekahkan. Adapun umroh, jika kita mau melaksanakannya lebih dari sekali maka dipersilahkan. Hanya jangan sampai uang kita dihabiskan untuk umrah sampai lupa sedekah.