Implementasi Filantropi Mewujudkan Islam Berkemajuan
Filantropi dalam KBBI memiliki arti cinta kasih (kedermawanan dan sebagainya) kepada sesama. Kata filantropi berasal dari kata Yunani philo yang artinya cinta dan anthorophos yang artinya manusia. Filantropi memiliki makna yang dekat dengan charity berasal dari Bahasa Latin caritas yang artinya cinta tak bersyarat (unconditioned love). Perbedaanya adalah charity mengacu pada pemberian jangka pendek, sedangkan filantropi bersifat jangka panjang.
Filantropi dalam Islam
Islam memperkenalkan tiga dimensi hubungan, yaitu hubungan manusia dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala (habluminallah), hubungan manusia dengan manusia lainnya (habluminannas), dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri (habluminanafs). Tujuan dari ketiga hubungan tersebut ialah untuk menjaga keselarasan dan mencapai kesejahteraan manusia baik di dunia maupun di akhirat.
Kesejahteraan yang bisa diraih, tidak hanya diperoleh melalui ibadah wajib yang termasuk dalam hubungan manusia dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala seperti salat, puasa, dan naik haji. Akan tetapi, kesejahteraan juga beriringan dengan terjaganya hubungan manusia dengan manusia lainnya contohnya seperti bentuk kedemawanan (filantropi) dalam memberi zakat, infak, dan sedekah agar terwujudnya Islam berkemajuan.
Menurut pandangan Islam, filantropi ialah perbuatan yang amat mulia serta menjadi salah satu bagian utama dari bentuk ketakwaan seorang muslim pun merupakan perbuatan yang akan mengundang keberkahan, rahmat, dan pertolongan-Nya. Termasuk mempererat tali silaturahmi antar sesama manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Q.s. Al-Baqarah [2]: 215 (yang artinya),
“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, “Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin dan orang yang dalam perjalanan.” Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.”
Bentuk-Bentuk Filantropi dalam Islam
Filantropi dalam Islam berwujud:
Pertama, zakat. Zakat merupakan komponen utama dalam ekonomi Islam, bahkan sumber pertama dan terpenting dari penerimaan negara pada awal pemerintahan Islam adalah zakat. Pada beberapa ayat Al-Qur’an dijelaskan bahwa zakat disejajarkan dengan kewajiban salat. Alasannya karena zakat menjadi salah satu dari lima perkara yang harus dilakukan oleh seorang muslim.
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma dia berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Islam itu dibangun di atas lima dasar: persaksian (syahadat) bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, haji (ke Baitullah) dan puasa di bulan Ramadhan.’” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Zakat bukanlah satu kegiatan yang semata-mata umtuk tujuan duniawi, tetapi juga sebagai amal untuk kehidupan di akhirat kelak. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Quran Surat At-Taubah ayat 103:
“Hai Rasulullah, Ambillah zakat dari orang-orang yang bertaubat dan mengakui kesalahan mereka itu, agar menyucikan mereka dari dosa-dosa dan menambah kebaikan mereka; sehingga mereka meraih keikhlasan kepada Allah. Allah Maha Mendengar segala doa dan perkataan, dan Maha Mengetahui segala taubat dan perbuatan.”
Kedua, infak. Secara bahasa, infak memiliki arti menafkahkan, membelanjakan, dan mengeluarkan harta untuk kepentingan sesuatu. Infak dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman yang memiliki penghasilan di saat lapang atau sempit. Islam telah mewajibkan pemberian harta berlebih bagi seseorang. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Q.s. Al-Baqarah [2]: 219 (yang artinya),
“… Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir.”
Ketiga, sedekah. Sedekah berasal dari bahasa Arab “shadaqah” dengan kata dasar sidq (sidiq). Makna dari kata “sidiq” adalah “kebenaran”. Menurut istilah, sedekah memiliki makna seseorang yang mengeluarkan harta atau non harta untuk kemaslahatan. Pemberian secara ikhlas kepada orang yang berhak menerimanya dan yang memberi mendapatkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’alla.
Pengertian sedekah sama dengan infak, perbedaanya adalah infak berkaitan dengan materi, sedangkan sedekah memiliki cakupan yang lebih luas termasuk berkaitan dengan non-materi. Islam tidak menetapkan seberapa besar jumlah yang harus disedekahkan, tetapi memberikan sebagian harta ketika sedang luang atau lapang sesuai dengan kemampuan.
Gerakan Infak Pendidikan 111 (GIP 111)
Muhammadiyah mengusung tema “Ikhtiar Menyelamatkan Semesta” dalam rangka menyambut milad ke-111, tema yang berakar secara historis dalam pemikiran keagamaan, ideologi, dan keorganisasian di Muhammadiyah yang mengalami pematangan dari waktu ke waktu. Tema milad ini memiliki makna khusus bagi Muhammadiyah dan anggotanya.
Ikhtiar menyelamatkan semesta setidaknya terkait dengan tiga hal berikut: pertama, pandangan Muhammadiyah tentang Islam; kedua, karakter dan watak organisasi Muhammadiyah sebagai gerakan gerakan dakwah dan tajdid; ketiga, pandangan Muhammadiyah terkait problem-problem multidimensional, mulai dari krisis kemanusiaan, kemiskinan struktural, degradasi ekologi, konflik dan peperangan, hukum dan hak asasi manusia, serta berbagai hal lainnya.
Pada milad yang ke-111, Muhammadiyah menyelenggarakan GIP 111 yang disimbolisasikan dengan bulan atau hari-hari berderma sesuai dengan semangat pendirian Muhammadiyah dalam melayani umat dan merupakan langkah awal untuk mendirikan endowment fund atau dana abadi Muhammadiyah.
Tujuan utama program GIP 111 ialah melakukan revitalisasi dan percepatan pembangunan sarana dan prasarana lembaga pendidikan yang sangat mendesak, memberikan subsidi/gaji guru di daerah terpencil serta mempercepat peningkatan daya saing dan pembangunan pusat keunggulan, termasuk meneguhkan organisasi Islam yang unggul dan berkemajuan.
Bagi Muhammadiyah, Islam bukan sekadar agama yang memandu kehidupan akhirat manusia saja. Akan tetapi, Islam mendorong umatnya untuk mewujudkan peradaban umat manusia yang sejahtera. Tujuan gerakan Muhammadiyah ialah memiliki kemajuan dalam segala dimensi kehidupan baik rohani maupun materi, dengan kata lain, Muhammadiyah sebagai penyelamat semesta.
Khatimah
Begitu panjang dan tidak main-main perjuangan untuk sampai pada waktu yang ke-111 tahun bagi Muhammadiyah, setiap langkah yang dikerahkan adalah sebagai bentuk ibadah kaum Muslim dalam melanjutkan perjuangan dakwah Nabi Muhammad Sallahu ‘alaihi wassalam dalam menyebarkan dan memurnikan ajaran Islam dari paham-paham menyimpang serta semata-mata untuk meraih rida Allah.
Oleh : Ika Sofia Rizqiani
*Dosen Al Islam dan Kemuhammadiyahan Prodi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Ketua Majelis Tabligh dan Ketarjihan PDA Kabupaten Sukabumi
Artikel ini diterbitkan juga melalui https://suaraaisyiyah.id/implementasi-filantropi-mewujudkan-islam-berkemajuan/